Ini bukan tentang kejujuran lho, tapi coba kalian berpikir sejenak merenungkan judul di atas. Atau kalau anda masih sulit untuk merenungkanya lihat cerita berikut ini:
Suatu hari John dan Allison melakukan perjalanan di akhir minggu, perjalanan tersbut sangat menyenangkan, santai dan melewati lembah yang indah. Ketika beberapa waktu setelah melalui jalanan yang berkelok-kelok.
“John,” panggila kekasihnya, Allison, “kau mau kopi?”
John tersenyum. “Tidak, terimakasih. Aku tidak apa-apa,” sahutnya, sambil berkata dalam hati betapa baiknya kekasihnya karena menawarkan kopi.
Beberapa saat kemudian John baru merasakan bahwa Allison berhenti bicara, dan segera mengirabahwa dirinya telah melakukan kesalahan. “Kau tidak apa-apa sayang?” tanyanya.
“Aku tidak apa-apa!” bentak Allison.
Karena bingung, John bertanya lagi. “Jadi… apa masalahnya?”
Allison mendengus dengan kesal. “Kau tidak mau berhenti!” katanya.
Otak analitis John mencoba mengingat kapan Allison mengatakan ‘berhenti’. Ia yakin bahwa Allison tidak mengatakan begitu. Ia lalu mengatakannya pada kekasihnya. Kemudian Allison menjawab bahwa John seharusnya bisa menjadi lebih peka. Ketika Allison menawarinya kopi, yang dimaksudkannya adalah bahwa dirinya ingin minum kopi juga.
“Ya ampun. Apa aku juga harus menjadi seorang pembaca pikiran?” Tanya John sinis.
Hehehe.. Parnah terjadi hal yang demikian atau mungkin menyerupai. Inilah salah satu perbedaan wanita dengan pria yang harus dihargai. Pada akhirnya “Terus terang saja lah!” itu adalah perintah yang disemprotkan pria pada wanita di mana pun.
Ketika seorang wanita berbicara, dia(wanita) menggunakan kalimat tidak langsung yang artinya bahwa dia mengacu pada apa yang diinginkannya namun tidak mengatakannya secara langsung. Inilah keistimewaan seorang wanita dan digunakan untuk tujuan tertentu – untuk menjalin hubungan dan menghubungkan dengan yang lainnya dengan menghindari agresi, konfrontasi atau perselisihan. Hal itu sangat cocok bagi pendekatan keseluruhan dari seorang penjaga sarang tempat tinggal untuk menjaga keharmonisan.
Bicara tidak langsung menjalin hubungan
di antara wanita, tetapi hal itu sering tidak berhasi
bagi pria karena mereka tidak mengerti peraturannya.
Otak wanita berpusat pada orientasi dan mereka menikmati proses komunikasi tersebut. Pria menilai kekurangan struktur dan tujuan dari kalimat sebagai hal yang sangat membingungkan, sehingga mereka (pria) menuduh wanita tidak mengerti apa kehendak dari diri mereka (wanita) sendiri.
Tapi, ketika seorang wanita menggunakan kalimat-kalimat tidak langsung kepada wanita lain, hal itu tidak akan menjadi masalah karena wanita peka dan dapat menangkap arti sesungguhnya. Tapi bisa menjadi bencana bila digunakan pada pria. Karena pria menggunakan cara bicara yang langsung dan mengartikan setiap kata secara harfiah. Tetapi dengan kesabaran dan latihan, pria dan wanita dapat belajar mengerti satu sama lain. So, perbedaan bukan lah akhir dari segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar