Sabtu, 10 Oktober 2009

Kemana Hari Besar Nasional???

Malem-malem malah keingetan sama Hari Besar Nasional.

Alhasil gue obrak-obrik dah kamar adek gue, cuma buat cari 1 buku yg dulu (jaman SD) amat sangat laris (manis.. hehe).

Tadinya udah mau nyerah, tp akhirnya ketemu juga..

RPUL Tahun 2003-2004 untuk sekolah dasar kelas IV, V, dan VI

Masih inget kan sama ini buku??
:D

Langsung saja gue cari di daftar isi dan ketemu halaman 182.

Ternyata banyak juga yak Hari-Hari Besar Nasional.

Coba loe pada, apa masih inget sama Hari Besar Nasional Negara sendiri?

Kapan:
- Hari Pendidikan Nasional
- Hari Lahirnya Pancasila
- Hari Bhayangkara
- Hari Pramuka
- Hari PMI
- Hari Kesaktian Pancasila
- Hari Ulang Tahun ABRI
- Hari Sumpah Pemuda
- Hari Guru

dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kita boleh saja Demokrasi, Modernisasi, Globalisasi atau apalah, tapi apa harus melupakan Hari Besar Nasional.

Kemana rasa Nasional itu?? Yang di elu-elu kan ketika kebudayaan Indonesia di akui negara lain.

Bisa-bisa Hari Berar Nasional juga di akui oleh negara lain.

Rangkuman B. Indonesia

IV. TUBUH SEBAGAI TUBUHKU

Marcel mengaitkan masalah “mempunyai”, dan “ADA” dengan tubuhku. Saya mempunyai tubuhku, atau saya adalah tubuhku ? Tubuhku bukan obyek. Tubuhku selaku melibatkan pengalaman saya sendiri tentang organisme ini.

Tubuhku sulit dipandang sebagai alat. Memang antara tubuh dan alat-alat terdapat hubungan erat, malah terdapat “a deep community of nature”. Yang memakai sebuah alat harus mempunyai HAKEKAT yang SAMA seperti alat yang dipakainya. Tetapi seandainya tubuh sendiri merupakan alat bagi jiwa maka harus ada “persekutuan hakekat” antara jiwa dan tubuh sebagai alat. Dengan kata lain, jiwa harus bersifat fisis atau tubuh harus bersifat psikis. Mustahil.

Marcel meningkatkan tubuh pada “merasakan” berarti menerima dalam wilayah yang merupakan wilayah SAYA. “Merasakan” hanya bisa berlangsung melalui tubuh yang dialami sebagai tubuhku. Dari analisa mengenai “merasakan” ini dapat disimpulkan juga apa yang dimaksudkan Marcel dengan “INKARNASI” manusia.

V. KEHADIRAN

Tema yang sangat penting bagi Marcel ialah HUBUNGAN MANUSIA dengan SESAMANYA. Untuk melakukan hubungan manusia dengan sesamanya Marcel menggunakan kata “KEHADIRAN” (PRESENCE). “Hadir” disini tidak berada ditempat yang sama. Malahan bisa terjadi komunikasi antara dua orang tanpa mencapai taraf kehadiran mereka mencapai taraf kehadiran mereka, kata Marcel, bagaikan dua pesawat radio, yang satu memancarkan yang satu menerima.

Antara mereka ada komunikasi tetapi tidak ada kontrak sungguh-sungguh (=Comminication sans Communion). “Kehadiran” hanya dapat berwujudkan jika “AKU” berjumpa dengan “KAU”.

Dalam kontrak ini “perjumpaan” (=RECONTRE) mempunyai arti khusus. Marcel membedakan relasi “AKU” --- “ENGKAU” dari relasi “AKU” ---- “DIA”. Dalam relasi “AKU – DIA” orang nampak bagi saya dalam aspek-aspek fungsionalnya. Tetapi dalam relasi “Aku – Engkau” sesama manusia tampak bagi saya justru sebagai sesama.

Di dalam cinta “kehadiran” ini diwujudkan secara istimewa. Di dalam cinta itu relasi “Aku-Engkau” mencapai taraf “KITA”. Melalui “KITA” dicapai kesatuan ontologism yang melebihi dua orang yang dijumlahkan satu sama lain. “Aku” dan “Engkau” bukan merupakan bahagian masing-masing yang disambung menjadi “KITA”. Pada taraf “KITA”,”AKU” dan “ENGKAU” diangkat menjadi suatu kesatuan baru yang tidak mungkin dipisahkan kedalam dua bagian. Jadi kebersamaan dalam cinta tidak terbatas pada satu saat saja, melainkan menurut kodratnya harus berlangsung terus.

Dalam rangka tema “KEHADIRAN” ini Marcel berbicara juga tentang masalah KEMATIAN dan KEBAKAAN. Hal ini ditempatkannya di dalam konteks “Kematian ORANG-ORANG yang SAYA CINTA”. Sebenarnya saya tidak KEHILANGAN orang yang saya cintai. Saya hanya kehilangan sesuatu yang saya punyai. Kata “kehilangan” hanya berlaku untuk obyek-obyek yang sah miliki. Sedangkan kehadiran berlangsung terus, bersifat langgeng, tidak terbatas pada waktu tertentu.

VI. ENGKAU ABSOLUT

Refleksi filosofi tentang kehadiran orang lain, bagi Marcel menghantar kita kepada kehadiran dari “Yang Lain” secara istimewa itu Tuhan.

Adanya Tuhan atau lebih baik kehadiran Tuhan termasuk suasana Misteri. Jika saya setia kepada hakekat saya sebagai manusia, maka haruslah saya akui bahwa saya diliputi oleh misteri yang saya ciptakan sendiri, oleh suatu KEHADIRAN yang melampaui jangkauan saya. Maka disini Marcel menggunakan kata-kata “KEPERCAYAAN” dan “HARAPAN” dalam dari fisiologi.

Saya “percaya” pada “Engkau Absolut” yang merupakan dasar bagi setiap perjumpaan dengan “Engkau” yang lain. Bukan pembuktian yang jadi dasar untuk menerima Tuhan, tetapi himbauan (=invocation) dari “Engkau Absolut” (=Toi Absolut) yang dijawab dengan kepercayaan. Harapan adalah kesaksian kreatif tentang “Engkau Absolut” yang memegang saya dan melingkupi (=Umreifend: Jaspers) saya kendatipun segala penderitaan dan kejahatan yang saya hadapi.

7. EMMANUEL LEVINAS

1. Riwayat Hidup Dan Karya-Karyanya

Emmanuel Levinas dilahirkan di Kaunas Lithuania pada tanggal 30 Desember 1905. Ia keturunan Yahudi. Mengikuti pendidikan menengah di Chaykow (Rusia) dan Kaunas. Sekitar tahun 1916 ia mengungsi ke Prancis di kota Strasbourg, dimana ia menempuh pendidikan Universitasnya antara 1932 dan 1930. Ia menyelesaikan pendidikan tersebut dengan disertai berjudul : La theorie de l’intuition dans la phenomenology de Husserl. Di Freiburg ia bertemu dan bergaul dengan filsuf-filsuf kenamaan seperti Edmund Husserl dan Martin Heideggen.

Pada tahun 1931 ia menjadi warganegara Prancis. Dan pada permulaan perang Dunia II (1939) ia dipanggil membela tanah airnya yang kedua, kemudian ditanah di Kamp Jerman sejak Juni 1940 hingga perang “College philosophique” dan Ecole des Science politiques. Sejak 1967 menjadi mahaguru di Prancis-nanterre, pernah menjadi Direktur “Ecole normale Israelite Orientale”.

2. Karya-Karyanya

Seluruh karya Levinas berjumlah 164 buah. Disini disebut beberapa karya penting. La theorie de l’intuition dans la phenomenology de Husserl. De L’existence a L’existant (= dari eksistensi ke eksisten). Le Temps et l’autre (=waktu dan yang lain). Le choix, le monde, l’existence (=pilihan, dunia ,eksistensi) TOTALITE ET INLESSEISUR l’exteriorite (=Totalitas dan takterhingga, essei mengenal yang terluar/lain). Diffcile liberte.

3. Hubungan Antar Pribadi

3.1. Titik tolak (=terminus a quo) dan Titik Tujuan (=terminus ad quem).

Yang merupakan titik tolak oleh Levinas disebut “le Moi”. Bagaimana “le moi” terjadi? Hal ini biasa terjadi oleh karena terjadi sesuatu prinsip batin atau prinsip rohani. Prinsip batin ini disebut satu dimensi psikisme. Karena prinsip batin ini, maka munculah yang disebut Si Aku. Si Aku berhubungan dengan “yang lain”. Yang dimaksudkan disini ialah suatu pribadi yang benar-benar BERDIRI SENDIRI dan BEBAS. Pribadi ini juga menyatakan bahwa ia selalu sama dengan dirinya sendiri. Artinya meskipun ia berhadapan dengan “yang lain” ia TETAP SAMA dengan DIRINYA SENDIRI.

apa artinya “le meme:? Kata ini mempunyai dua arti. Bisa berarti “Si Aku” yang menguasai segala sesuatu. Ia bisa menguasai segala sesuatu dengan memiliki, mengerti serta mengerjakannya. Segala sesuatu berada melulu karena dan demi Si Aku saja. Selanjutnya kata tersebut sebagai titik tolak suatu hubungan yang dimaksud oleh Levinas.

apakah titik tujuannya? Untuk menunjukan titik tujuan kadang-kadang Levinas menggunakan kata-kata “l’Autre”, “alterite” (=ke-laian-an) exteriote (=ke-luar-ran) atau etranger (=orang asing). Dengan ungkapan-ungkapan itu Levinas mau menunjukan bahwa titik tujuan hubungan itu haruslah sesuatu yang sama sekali diluar dari dan tak pernah boleh menjadi bahagia dari Si Aku. Jadi, baik kata ‘l’Autrui” maupun “l’Autre” membawa kita kepada kesimpulan ini, yakni: bahwa orang lainlah titik tujuan orang tersebut. Jadi hubungan adalah hubungan yang terjadi antara “Si Aku” dan “orang lain”.

3.2. Hubungan Yang Sejati

Hubungan itu seperti apa menurut Levinas ? Dengan singkat Lenivas menjawab : HUBUNGAN DIMANA PENOPANG-PENOPANGNYA TETAP MUTLAK DALAM HUBUNGAN TERSEBUT.(......= Un rapport de telle sorte que les termes ne sont pas limitrophes dans ce rapport, que I’Autre, malgre le rapport avec le meme demeure transcendant au meme = suatu hubungan yang sedemikian rupa sehingga para penopannya tidak membatasi atau tidak merupakan pembatas dalam hubungan ini, sehingga ’yang lain’ itu, meskipun ada hubungan dengan ’si Aku’ tetap melampaui atau mengatasi ’si Aku’. Meskipun berada dalam hubungan tetapi penopang-penopang hubungan tersebut tidak tenggelam didalamnya. Mereka tetap berpisah secara mutlak. Dalam kediri-sendirian-nya serta keberlainannya yang mutlak.

Perumusan formal diatas harus dikongritkan yakni ’si Aku’ dikongkritkan menjadi Aku yaitu diriku yang kongkrit ini, sedangkan ’orang yang lain’ menjadi orang tertentu Kesimpulan yang bisa ditarik dari uraian diatas ialah : satu-satunya hubungan yang benar dan sejati ialah hubungan antara Aku dan orang lain. Kesejatiannya terletak didalam kenyataan bahwa aku MENGAKUI, MENERIMA serta MENGHARGAINYA dalam seluruh kediri sendirian dan keberlainannya.

3.3. Penampilan Wajah

Menurut Levinas mengetahui sesuatu atau menindasnya juga berarti apa yang disebut ’DEVOILER’ (=membuka tutup, atau menelanjangi). ’Devoiler’ berarti mendekati realitas dari sudut pandang dan yang konteks tertentu. Dalam pengetahuan demikian ’yang lain’ itu hanya tergantung pada kegiatan dari subjek yang mengetahuinya. Ada yang diluar dari subjek yang mengetahuinya hanyalah sesuatu yang bersifat relative belaka dan sama sekali tidak mutlak.

Ada suatu macam pengetahuan lain lagi tentang ’yang lain’ itu. Pengetahuan ini hendaknya dipahami dalam arti lain dari pada yang disinggung diatas. Karena inisiatif untuk ’pengetahuan’ itu tidak datang dari dalam melainkan dari luar subjek yang mengetahuinya. Pengetahuan demikian oleh Levinas disebut ’PENGETAHUAN yang MUTLAK’, atau pengalaman fundamental. Dalam pengetahuan atau pengalaman fundamental ini orang lain benar-benar deketahui atau dialami dalam seluruh kediri-sendirian dan keberlainannya.

3.4. Orang Lain Itu Tuan

Orang lain tidak saja sama sekali lain dari padaku, tidak saja asing bagiku dan terlepas dari lingkunganku. Ini hanya sudut negatif dari hubunganku dengan orang lain. Ada sudut positifnya. Dan sudut positifnya ialah bahwa dalam dan melaui penampilan wajah, orang lain itu menyatakan perlawanan etis, yang terjadi tanpa kekerasan sedikitpun.. Lebih dari itu: perlawanan atau pernyataan sebagai wajah ini juga menggangu serta menggocangkan ketentramanku. Mengapa? Orang lain mempersoalkan diriku, kebebasanku serta pelaksanaan kebebasan itu.. Maka aku mulai meragukan diriku sendiri serta keterbatasan kebebasanku sebagi seorang lawanku. Sebaliknya ia memberikan makna dan arah kepadanya. Ini semua mustahil terjadi, kalu orang lain itu tidak lebih besar dari padaku dan tidak lebih tinggi saja melulu lain daripaku, melainkan juga dan terutama ia adalah ATASANKU dan TUANKU. Orang lain terutama ia adalah Tuanku”yang datang dari tempat yang lebih tinggi”.

3.5. Hubungan Etis yang Asimetris

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan dengan orang lain itu merupakan hubungan etis, meskipun kata “etis” tidak digunakan oleh Levinas sendiri. Hubunganku dengan orang lain harus selalu ditempatkan dalam terang “etis” ini. Hubungan ini, menurut Levinas, bukanlah suatu hubungan yang timbal balik atau yang dapat di bolak –balikan. Hubungan ini disebutnya hubungan ASIMETRIS (=tidak simetris). Dan hubungan asimetris adalah suatu gerakan tanpa balik atau suatu orientasi yang tidak dapat tidak mulai dari diri sendiri menuju kepada orang lan. Ini berarti “melepaskan diri dari gaya bobot dirinya sendiri, lalu menaruh pusat gaya bobot tersebut di luar dirinya sendiri”.

3.6. Dia juga orang asing, janda dan yatim piatu

Orang lain itu menyatakan dirinya kepadaku dalam keagungan, keluhuran dan kekuasaannya. Karena itu pantaslah ia disapa dengan “Yang Mulia”. Ia adalah besar dan hebat (=grandeur). Tetapi dia juga mewahyukan diri sebagai wajah yang telanjang. Dan mewahyukan diri sebagai wajah yang telanjang, samalah dengan “MENYATAKAN DIRI TANPA BENTUK”. Hal ini menadakan bahwa dia juga menatakan dirinya kepadaku benar-benar kongkrit, berbadan. Dia ini sungguh-sungguh telanjang, lapar, melarat (=Misere). Dalam keadaan demikian dia benar-benar tidak berdaya sedikitpun. Sebagai yang sama sekali tidak berdaya dia disebut “orang asing”, janda dan yatim piatu.

3.7. Mengakuinya secara material

Orang lain yang melarat dan telanjang itu mewahyukan dirinya kepadaku yang memiliki materi. Dengan mewahyukan diri ini dia sebenarnya mau menyatakan diri sebagai suatu “permohonan”. Dia membebankan dirinya kepadaku. Terhadap permohonan dan beban ini aku tidak bisa bersikap tuli. Tak ada pilihan lain bagiku daripada”mendengarkan ratap tangis kemelaratan”.

Dengan mengakui disini mendekati dan menerimanya dengan MEMBERIKAN kepadanya materialku. Dan pemberian haruslah terjadi dengan penuh kerahiman

3.8. Inti ajaran Levinas

Apa yang diajarkan Levinas? Di ajarkanya ketidaktergantungan setiap individu. Hubungan dengan orang lain harus diakui dan dihargai secara kongkrit. Gaya bobot hubungan dengan orang lain harus nampak dalam keterarahan terhadap orang lain. Maka, filsafat Levinas disebut filsafat tentang orang lain.

Jumat, 09 Oktober 2009

Homoseksualitas : Keturunan atau Pilihan

Anne Moir, seorang ahli genetika memaparkan hasil penelitiannya yang memperjelas apa yang telah diketahui para ilmuan selama bertahun-tahun, bahwa sifat homoseksualitas ada sejak lahir, jadi bukan merupakan sebuah pilihan individu.


Tidak saja homoseksualitas itu ada sejak lahir, namun lingkungan tempat kita dibesarkan memegang peranan lebih kecil dalam pembentukan prilaku kita daripada yang pernah kita kira sebelumnya. Para ilmuan telah menemukan bahwa sebenarnya tidak ada pengaruh sama sekali usaha yang dilakukan oleh para orang tua untuk menekan kecendrungan homoseksual pada anaka remajanya atau ananya yang sudah dewasan. Alasan utamnya adalah karena pengaruh hormone pria (atau kekurangan hormone tersebut) pada otak, maka itu tidaklah heran kalau kebanyan orang-orang homoseksual adalah pria.


Tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa

pendidikan mempengaruhi kecendrungan seorang

anak untuk menjadi homoseksual.


Kebanyakan orang akan lebih toleran dengan menerima seorang yang telah dilahirkan dengan berbeda. Mereka bukanlah orang-orang yang seperti anggapan mereka semula, yang telah salah memilih sehingga tidak dapat diterima masyarakat. Ambil contoh, bayi-bayi korban Thalidomide, penderita Parkinson, anak-anak penderita autisme atau orang-orang yang mengidap cerebral palsy. Masyarakat lebih dapat menerima mereka karena biasanya mereka terlahir dengan keadaan seperti itu, bukan seperti kaum homoseksual yang diduga memilih sendiri gaya hidup mereka.


Bisakah kita mencela orang yang terlahir sebagai orang kidal atau mengidap disleksia? Atau dengan mata biru dan rambut merah? Atau berotak wanita namun bertubuh pria? Kebanyakan kaum homoseksual percaya bahwa prilaku homo mereka adalah sebuah pilihan dan seperti banyak kelompok minorotas lainnya yang sering menggunakan forum umum untuk memperlihatkan ‘pilihan’ mereka, hal ini biasanya justru menimbulkan penilaian negative dari anggota masyarakat lainnya.


Celakanya, statistic menunjukkan bahwa lebih dari 30% dari remaja yang melakukan bunuh diri mengaku sebagai gay dan lesbian dan satu dati tiga transgender melakukan bunuh diri. Tampaknya kenyataan bahwa mereka terperangkap dalam ‘tubuh yang salah’ sepanjang hidup mereka sangat berat bagi mereka. Sebuah penelitian tentang pendidikan para remaja homoseksual telah menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka dibesarkan dalam sebuah keluarga atau komunitas yang diajarkan yntuk membenci dan menolak orang-orang homoseksual.



Dikutip dari: Why Men Don’t Listen And Women Can’t Read Maps

Karya Allan dan Barbara Pease

MOKONA

















MENGAPA WANITA TIDAK BERTERUS TERANG SEDANGKAN PRIA BERTERUS TERANG (Bag.2)

Pada Bagian pertama telah dijelaskan kalau wanita menggunakan kalimat tidak langsung dalam tiap percakapannya, Lantas bagaimana dengan pria???

Kalimat-kalimat yang diutarakan pria biasanya singkat, langsung, bernada pemecah dan terus terang, serta dijelaskan dalam kosakata yang lebih luas dan ditambahi dengan fakta-fakta. Mereka menggunakan kata-kata keterangan seperti ‘tidak seorang pun’, ‘tidak pernah’ dan ‘tentu saja’.

Cara bicara seperti ini membantu menghasilkan perjanjian kerja dengan cepat dan efisien, serta menegaskan kekuasaan atas yang lainnya. Ketika pria menggunakan cara bicara langsung dalam pergaulan sosialnya, mereka cenderung tampak kasar dan tidak sopan.

Pertimbangkan kalimat-kalimat berikut:

Pria:

Pergilah dan buatkan aku telur dadar untuk mekan pagiku!

Buatkan aku telur dadar untuk makan paguku, dong?

Tolong buatkan aku telur dadar untuk makan pagiku.

Wanita:

Kau piker, enak atau tidak, makan omelet untuk sarapan?

Mungkin nikmat sekali makan omelet waktu srapan?

Kamu mau makan omelet untuk sarapan?

Permintaan-permintaan akan telur dadar itu tersusun mulai dari kalimat yang betul-betul langsung (pria) mengatakan keinginan hingga betul-betul tidak langsung(wanita).

Begitulah keistimewaan wanita dan pria. Wanita selalu mengatakan kalimat tidak langsung sedangkan pria menyatakan dengan kalimat langsung. Jadi bersabar dan saling menghargailah, agar dapat mengerti satu sama lain.

Dikutip dari: Why Men Don’t Listen And Women Can’t Read Maps

Karya Allan dan Barbara Pease

MENGAPA WANITA TIDAK BERTERUS TERANG SEDANGKAN PRIA BERTERUS TERANG (Bag.1)

Ini bukan tentang kejujuran lho, tapi coba kalian berpikir sejenak merenungkan judul di atas. Atau kalau anda masih sulit untuk merenungkanya lihat cerita berikut ini:


Suatu hari John dan Allison melakukan perjalanan di akhir minggu, perjalanan tersbut sangat menyenangkan, santai dan melewati lembah yang indah. Ketika beberapa waktu setelah melalui jalanan yang berkelok-kelok.

John,” panggila kekasihnya, Allison, “kau mau kopi?

John tersenyum. “Tidak, terimakasih. Aku tidak apa-apa,” sahutnya, sambil berkata dalam hati betapa baiknya kekasihnya karena menawarkan kopi.

Beberapa saat kemudian John baru merasakan bahwa Allison berhenti bicara, dan segera mengirabahwa dirinya telah melakukan kesalahan. “Kau tidak apa-apa sayang?” tanyanya.

Aku tidak apa-apa!” bentak Allison.

Karena bingung, John bertanya lagi. “Jadi… apa masalahnya?

Allison mendengus dengan kesal. “Kau tidak mau berhenti!” katanya.

Otak analitis John mencoba mengingat kapan Allison mengatakan ‘berhenti’. Ia yakin bahwa Allison tidak mengatakan begitu. Ia lalu mengatakannya pada kekasihnya. Kemudian Allison menjawab bahwa John seharusnya bisa menjadi lebih peka. Ketika Allison menawarinya kopi, yang dimaksudkannya adalah bahwa dirinya ingin minum kopi juga.

Ya ampun. Apa aku juga harus menjadi seorang pembaca pikiran?” Tanya John sinis.

Hehehe.. Parnah terjadi hal yang demikian atau mungkin menyerupai. Inilah salah satu perbedaan wanita dengan pria yang harus dihargai. Pada akhirnya “Terus terang saja lah!” itu adalah perintah yang disemprotkan pria pada wanita di mana pun.

Ketika seorang wanita berbicara, dia(wanita) menggunakan kalimat tidak langsung yang artinya bahwa dia mengacu pada apa yang diinginkannya namun tidak mengatakannya secara langsung. Inilah keistimewaan seorang wanita dan digunakan untuk tujuan tertentu – untuk menjalin hubungan dan menghubungkan dengan yang lainnya dengan menghindari agresi, konfrontasi atau perselisihan. Hal itu sangat cocok bagi pendekatan keseluruhan dari seorang penjaga sarang tempat tinggal untuk menjaga keharmonisan.

Bicara tidak langsung menjalin hubungan

di antara wanita, tetapi hal itu sering tidak berhasi

bagi pria karena mereka tidak mengerti peraturannya.

Otak wanita berpusat pada orientasi dan mereka menikmati proses komunikasi tersebut. Pria menilai kekurangan struktur dan tujuan dari kalimat sebagai hal yang sangat membingungkan, sehingga mereka (pria) menuduh wanita tidak mengerti apa kehendak dari diri mereka (wanita) sendiri.

Tapi, ketika seorang wanita menggunakan kalimat-kalimat tidak langsung kepada wanita lain, hal itu tidak akan menjadi masalah karena wanita peka dan dapat menangkap arti sesungguhnya. Tapi bisa menjadi bencana bila digunakan pada pria. Karena pria menggunakan cara bicara yang langsung dan mengartikan setiap kata secara harfiah. Tetapi dengan kesabaran dan latihan, pria dan wanita dapat belajar mengerti satu sama lain. So, perbedaan bukan lah akhir dari segalanya.

MENGAPA PRIA BENCI JIKA SALAH

Untuk mengerti MENGAPA PRIA BENCI JIKA SALAH, maka kita harus flashback sebentar ke jaman duluuuuuu sekali untuk mengerti sejarah dari mana sikap tersebut berasal. Coba kalian bayangkan kejadian ini!


Di dalam gua tinggalah sebuah keluarga sedang berjongkok didekat api unggun. Pria duduk di depan jalan masuk gua sambil memandangi pemandangan dan menatap cakrawala mencari-cari sesuatu yang bergerak. Istri dan anak-anaknya sudah tidak makan selama berhari-hari dan ia tahu bahwa ia harus berburu besok pagi-pagi sekali dan tidak akan kembali hingga mendapatkan makanan. Ini adalah perannya dan keluarganya bergantung padanya. Merak lapar tetapi percaya ayah merak akan berhasil seperti biasanya. Perutnya bergolah dan ia sama sekali tidak takut. Apakah ia akan berhasil lagi? Apakah keluarganya akan kelaparan? Apakah pria lain akan membunuhnya karena begitu lemah karena lapar? Ia hanya duduk di sana, di depan jalan masuk gua dengan berkesan kosong. Ia tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda ketakutan pada keluarganya karena mereka bisa menjadi kecil hati. Ia harus kuat!


Ketika berbuat salah, seorang pria

menganggap dirinya seorang yang gagal karena

tidak sanggup mengerjakan kewajibannya

dengan benar


Selama jutaan tahun pria tidak mau terlihat sebagai orang yang gagal, tampaknya hal itu tersusun dalam otak pria modern. Kebanyakan wanita tidak tahu bahwa jika seorang pria sedang mengemudikan mobilnya sendirian, mungkin saja ia akan berhenti dan menanyakan arah. Tetapi melakukan hal tersebut ketika pasangan berada di dalam mobilnya, akan membuat dirinya menjadi seorang yang gagal karena tidak sanggup tiba di tujuan.

Ketika seorang wanita berkata, “Ayo kita Tanya arah,” seorang pria akan mendengarnya sebagai, “Kau payah, kau tidak bisa menemukan jalan itu.”

Jika seorang wanita berkata, “Ledeng di dapur bocor, ayo kita panggil tukang ledeng,” ia akan mendengarnya sebagai, “Kalau tidak ada gunanya, aku akan memanggil pria lain untuk mengerjakannya!

Ini juga menjadi alasan mengapa pria sulit untuk mengatakan, “Maafkan aku.” Mereka menganggap itu sebagai pengakuan kesalahan, padahal sesalahan adalah kegagalan baginya.

Untuk mengatasi hal ini, seorang wanita harus menyakinkan bahwa dia tidak akan membuat pria merasa dirinya bersalah ketika dia membicarakan masalah dengan pasangannya. Bahkan menghadiahi seorang pria buku tentang “menolong diri sendiri” pada ulang tahunnya saja sudah sering ditafsirkan sebagai, “Kau tidak terlalu andal.

Seorang pria harus mengerti bahwa tujuan seorang wanita bukanlah ingin membuatnnya merasa bersalah, tetapi membantunya dan ia seharusnya tidak perlu tersinggung. Seorang wanita ingin pria yang dikasihinya itu menjadi lebih baik tetapi kekasihnya menafsirkannya sebgai pernyataan bahwa ia tidak cukup baik. Seorang pri tidak mau mengakui kesalahannya karena ia mengira, pasangannya tidak akan mencintainya lagi. Tetapi kenyataannya, seorang wanita akan semakin mencintai pria itu jika ia mau mengakui kesalahannya.



Dikutip dari: Why Men Don’t Listen And Women Can’t Read Maps

Karya Allan dan Barbara Pease

MENGAPA PRIA MEMBENCI NASIHAT

Seorang pria harus merasa bahwa dirinya mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri dan menganggap mendiskusikannya dengan orang lain sebagai hal yang akan membebani orang lain saja. Ia bahkan tidak maumengganggu temannya dengan masalahnya kecuali ia menduga temannya itu memiliki solusi yang baik.

Jangan tawarkan nasihat pada pria
kecuali ia memintanya. Katakan Anda mempercayai
kemampuannya untuk menyelesaikan segalanya

Ketika seorang wanita mencoba membuat sorang pria berbicara tentang perasaannya atu masalahnya, ia menolak. Karena baginya hal itu merupakan kritikan atau ia merasa bahwa pasangannya menganggapnya tidak mampu dan dia memiliki solusi yang lebih baik darinya. Sedangkan bagi seorang wanita, menawarkan nasihat akan membangkitkan rasa percaya dalam hubungan mereka dan sama sekali bukan tanda-tanda kelemahan.

Kamis, 08 Oktober 2009

Akatsuki no Kuruma

Kazesasou kokage ni utsubusete naiteru
Mi mo shiranu watashi wo watashi ga miteita
Yuku hito no shirabe wo kanaderu GITAARA
Konu hito no nageki ni hoshi ha ochite

Yukanaide, donna ni sakende mo
ORENJI no hanabira shizuka ni yureru dake
Yawarakana hitai ni nokosareta
Te no hira no kioku haruka
Tokoshie no sayonara tsuma hiku

Yasashii te ni sugaru kodomo no kokoro wo
Moesakaru kuruma ha furiharai susumu
Yuku hito no nageki wo kanadete GITAARA
Mune no ito hageshiku kakinarashite

Aa kanashimi ni somaranai shirosa de
ORENJI no hanabira yureteta natsu no kage ni
Yawarakana hitai wo nakushite mo
Akaku someta suna haruka koete yuku
Sayonara no RIZUMU

Omoide wo yakitsukushite susumu daichi ni
Natsukashiku me fuite yuku mono ga aru no

Akatsuki no kuruma wo miokutte
ORENJI no hanabira yureteru ima mo dokoka
Itsuka mita yasurakana yoake wo
Mou ichido te ni suru made
Kesanaide tomoshibi
Kuruma ha mawaru yo

Fukai Mori

fukai fukai mori no oku ni ima mo kitto
okizari ni shita kokoro kakushiteru yo

sagasu hodo no chikara mo naku tsukarehateta
hitobito wa eien no yami ni kieru

chiisai mama nara kitto ima demo mieta ka na

bokutachi wa ikiru hodo ni
nakushiteku sukoshi zutsu
itsuwari ya uso wo matoi
tachisukumu koe mo naku

aoi aoi sora no iro mo kizukanai mama
sugiteyuku mainichi ga kawatteyuku

tsukurareta wakugumi wo koe ima wo ikite
sabitsuita kokoro mata ugokidasu yo

toki no RIZUMU wo shireba mou ichido toberu darou

bokutachi wa samayoi nagara
ikiteyuku doko made mo
shinjiteru hikari motome
arukidasu kimi to ima

bokutachi wa ikiru hodo ni
nakushiteku sukoshi zutsu
ikinari ya uso wo matoi
tachisukumu koe mo naku

bokutachi wa samayoi nagara
ikiteyuku doko made mo
furikaeru michi wo tozashi
aruiteku eien ni

tachisukumu koe mo naku ikiteyuku eien ni

Doraemon Cosplay


Doraemon Onepiece



DORAEMON Kaito Kid




Doraemon Macross





Deoraemon Astro Boy



Doraemon Metal Gear